Rabu, 01 Januari 2020

Yuk Kita Intip Kecanggihan 5G, Teknologi Internet Generasi Terbaru




MI Pasirmunding - Pertumbuhan teknologi komunikasi sudah hingga pada generasi kelima (5G). Walaupun wacananya telah timbul semenjak tahun 2014, baru di tahun 2019 ini bentuknya dapat kita amati dengan jelas.

Contoh bentuk teknologi 5G dapat dilihat pada smartphone Huawei Mate X yang baru saja diluncurkan dalam ajang Mobile World Congress (MWC) 2019 di Barcelona, Senin kemudian (24/ 02/ 2019).

Terlepas dari desain layarnya yang unik serta dapat dilipat (foldable), kekuatan utama gawai 5G ini terdapat pada kapasitas download-nya yang menggapai 4, 6 gigabyte (GB) per detik, ataupun dekat 100 kali lipat dari smartphone 4G biasa.

Dengan keahlian itu, proses download video high definition (HD) sebesar 1 GB dapat dicoba cuma dalam 3 detik. Jauh lebih kilat dibandingkan internet 4G yang memerlukan waktu dekat 6 menit.

Bagi Global System for Mobile Communications Association (GSMA) Intelligence, teknologi 5G ialah perlengkapan buat membangun “hyperconnected society”, di mana internet makin memainkan kedudukan berarti dalam pengembangan keadaan sosial serta ekonomi masyarakat dunia.

Dalam publikasi bertajuk Understanding 5G: Perspectives on future technological advancements in mobile (2014), GSMA Intelligence menarangkan lebih lanjut tentang bermacam kemampuan teknologi 5G di masa depan. Berikut paparan singkatnya.

Bagi GMSA Intelligence, teknologi 5G masih terus dibesarkan buat menggapai “1 millisecond latency”, di mana transmisi informasi dapat dicoba dengan sela waktu waktu (latency) seperseribu detik.

Keahlian meniadakan latency ini nantinya dapat digunakan buat meningkatkan teknologi virtual reality, yang bermanfaat buat kebutuhan entertainment( semacam pembuatan video permainan), pengembangan artificial intelligence di bidang kedokteran, industri manufaktur, serta lain sebagainya.

GMSA Intelligence mencontohkan, bila 1 millisecond latency ini dapat tercapai, hingga di masa depan dokter bedah dapat melaksanakan pembedahan jarak jauh dengan dorongan robot.

Tetapi demikian, bagi GMSA perihal ini butuh didukung dengan pengembangan teknologi lain, semacam teknologi sensor gerak serta pula Head- Up Display (HUD) Systems, ialah teknologi penyajian informasi di medium transparan semacam yang ditafsirkan di film Iron Man.

Kecepatan transmisi informasi 5G pula dapat digunakan buat meningkatkan sistem autonomous driving, ataupun kendaraan otomatis.

Bagi GSMA Intelligence, pelaksanaan autonomous driving dapat kurangi kemampuan kesalahan pengemudi serta dapat merendahkan tingkatan musibah kemudian lintas.

Cuma saja, buat mewujudkan perihal tersebut teknologi 5G betul- betul dituntut sanggup menekan latency sampai mendekati nol.

Teknologi 5G dapat menghubungkan banyak gawai serta melaksanakan transmisi informasi nyaris tanpa sela waktu.

Dengan begitu, bermacam industri dapat melaksanakan bermacam rapat serta koordinasi setiap hari melalui multi- person video conferencing.

Perihal itu sesungguhnya telah dapat dicoba dengan teknologi 4G. Tetapi bagi GSMA, konferensi video kelompok dapat dicoba dengan terus menjadi bebas serta tanpa kendala dengan memakai 5G.

Teknologi 5G pula dapat digunakan buat tingkatkan koneksi machine- to- machine( M2M).

Bagi GSMA Intelligence, mungkin pelaksanaan sistem M2M ini tidak terbatas. Mulai dari industri manufaktur, pemantauan kesehatan, pemadaman kebakaran, pelayanan konsumen, hingga buat menolong kebutuhan rumah tangga.

Walaupun smartphone 5G yang terdapat saat ini telah nampak sangat mutahir, GSMA Intelligence memperhitungkan kalau teknologi generasi baru ini masih dalam sesi pengembangan.

Buat mempraktikkan teknologi 5G secara meluas terdapat pula beberapa tantangan infrastruktur yang wajib dilalui. Salah satunya: membangun banyak tiang pemancar (cell menara) mini.

Teknologi 5G melaksanakan transmisi informasi sangat besar melalui gelombang hawa berfrekuensi luar biasa besar. Sebab itu, gelombang tipe ini susah melaksanakan ekspedisi jarak jauh. Gelombang 5G pula tidak dapat begitu saja menembus barang padat semacam bilik ataupun atap.

Konsekuensinya, operator penyedia layanan 5G butuh membangun ribuan, apalagi bisa jadi jutaan, cell menara mini di bermacam tempat. Mulai dari jalanan, sela- sela gedung, hingga ke dalam rumah- rumah konsumen.

Bagi Profesor. Dokter. Eng. Khoirul Anwar, S. T., Meter. Eng, ahli teknologi komunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), teknologi 5G baru hendak diimplementasikan oleh negara- negara maju pada tahun 2020.

Dalam lansiran web formal ITB. ac. id, Profesor. Khoirul menyebut kalau penundaan implementasi 5G dipengaruhi oleh bermacam hambatan, mulai dari daerah Indonesia yang sangat luas, dan infrastruktur yang kurang menunjang.

Load comments